JALANNYA PERTARUNGAN ANTARA
NEJI VS NARUTO
Chapter 1: Prologue
Gumpalan-gumpalan awan hitam menutupi
pancaran sinar sendu Sang Surya. Seolah olah langit enggan memandang
pertarungan sengit Naruto melawan Madara yang juga dibantu keturunan
terakhir Uchiha- Sasuke. Tetesan air hujan berangsur-angsur menerpa
kulit bumi. Menambah suasana cekam dimedan pertempuran
Dari
kejauhan, penduduk Konoha sibuk berjuang melawan pasukan-pasukan Madara.
Mereka dihantui kegelisahan, ketakutan, bahkan kesengsaraan. Mudah
menemukan mayat berserakan disana. Ketakutan semakin menjadi-jadi ketika
beredarnya informasi bahwa cakra Naruto menurun drastic. Meski Sasuke
berhasil dilumpuhkan Naruto, Madara jauh lebih unggul kekuatannya
dibandingkan Sasuke. Terlebih Naruto melawannya seorang diri. Sedangkan
para kage? Mereka telah tiada.
Disisi orang-orang memperjuangkan
nasib Negara Api. Sebaliknya, Aku sibuk menyalahi diriku sendiri. Tak
seharusnya hal macam ini terjadi. Suatu perucapan janji tanpa memikirkan
dampak di kemudian hari. Sebegitu tegakah dirimu Sakura? Hingga Naruto
terlibat ke dalam pertempuran hidup dan matinya demi seseorang yang
dahulu Ia cintai? Kau nampak seperti monster itu Sakura.
Kuakui,
Aku egois. Mementingkan diri sendiri sekaligus mempertaruhkan nyawa
Naruto sebagai ganti Sasuke kembali. Jujur, dahulu tak terlintas
dibenaku sedetikpun mengenai hal ini. Ini sama saja membunuhku tempo
waktu. Bibir bawahku yang kugigit sedaru tadi perlahan meneteskan darah
segar- menahan agar cairan bening asin tidak menembus keluar mataku.
Merasa bersalahkah? Cih, yang benar saja. Orang kejam seperti Aku pantas
merasa bersalah? Aku mengutuk diriku berulang kali sebab dulu telah
mencampakiu pemuda malang berambut blonde itu- yang menanggung bebannya
selama ini.
"Ah, tidak mungkin!" ungkap Neji dengan mata
byakugannya yang mengawasi jalannya pertarungan. Sadar dari lamunan,
kupekakan pendengaranku baik-baik. Kumohon Kami-sama berikan kami kabar
baik. Seling detik kemudian, Neji melanjutkan " Madara berhasil
ditakhlukan Naruto!" pekik lelaki berambut hitam panjang tersebut.
Sempat kubelalakan mataku. Sedikit tak percaya atas apa yang baru
kudengar. Berarti pertanda perang segera berakhir? Tak lama, kerumunan
ninja dari Konoha bersorak gembira. Menyakinkanku yang masih duduk
termenung. Benarkah itu Naruto? Kau berhasil?
Lalu, sebuah tangan
kekar nan besar menepuk pelan pundak ku. Kakashi tersenyum dan membantu
tubuh rapuhku berdiri. Seakan Ia mengerti akan pemikiranku. Ya, hanya
ada satu cara membenarkan ucapan Neji. Yaitu dengan memastikanya dengan
mataku sendiri. Tanganku sigap menyeka cairan bening yang memenuhi
pelupuk mataku. Setelahnya, kulangkahkan kakiku menuju tempat
pertarungan berlangsung bersama teman-temanku yang lain. Tanpa
menghiraukan hembusan angin yang menusuk tubuh lusuh kami akibat
rintikan air hujan. 'Bertahanlah sedikit lagi, Naruto!' batinku
menyemangati
Kuikuti arah cakra naruto mengalir. Melompati dahan
pohon-pohon rindang di hutan sebelah timur Konoha. Beberapa pohon
tumbang atau setidaknya mengalami kerusakan. Jelas ini bukan efek dari
badai hujan, tapi pertempuran dashyat yang terjadi. Jauh dihatiku, Aku
merasa bangga terhadap kekuatan Naruto. Padahal keberadaan Naruto dapat
dikatakan cukup jauh. Namun kerusakan lingkungan yang timbul sudah mudah
dijumpai. Memikirkannya membuat pipiku memanas, apa-apaan itu?
Buruknya,
kondisi Naruto kian memprihatinkan, cakranya terus meredup. Untungnya,
kami segera tiba sebelum hal tak diinginkan menimpa Naruto. Perasaanku
tak menentu. Segera kuhampiri sosok pahlawan Konoha berambut pirang yang
tersukur sempurna diatas hamparan tanah becek. Ia tergeletak tidak
berdaya bersimbah darah. Luka menganga diperutnya bagai tusukan maut
batinku. Siapapun orangnya, pasti mereka menatap nanar Naruto
"N-Naruto?"
Sahutku lirih. Kakiku lemas sehingga tidak mampu menopang tubuhku.
Tidak ada yang lebih menyakitkan daripada ini. Kami-sama inikah
pembalasanmu karena aku telah berbuat seenaknya pada Naruto? Membuat
perasaannya terluka berulang-ulang. Sungguh pemikiranku diselimuti rasa
perih, sekedar takut kehilangannya. Tak ada lagi pemikiran lain walau
Sasuke- Pemilik hatiku terdahulu terletak tak jauh. Tangisku
meledak-ledak
Ya, Kan kukorbankan jiwaku untuknya. Benar, tidak
ada pemikiran lain selain keselamatannya. Bukankah ini setimpal? Aku
mendekatkan jarak ku dengannya. Tentu setelah menenangkan diri
semaksimal mungkin. Akan kulakukan apa yang nenek Chiyo lakukan pada
Kazekage - Sabaku No Gaara. Kuarahkan tanganku kearah dada bidang lelaki
yang kelak menjadi Hokage itu. Sementara teman teman berserta Guru
Kakashi berdoa didalamnya.
Sayangnya, belum lama berlangsung.
Seseorang menarik tubuhku menjauh sejauh mungkin dari Naruto. "Shizune?"
tanyaku kemudian, mataku membulat sempurna ketika tamparan panas
dilemparkan kepipiku. "Apa yang kau lakukan!" sembur Shizune, partner
Hokage ke-5. Iris onyx itu berkaca-kaca. "Kau tidak memikirkan perasaan
kak Tsunade!" tambahnya semakin membuatku terpuruk. Tapi apa daya?
Perasaanku serasa diombang-ambing angin. Sedih, dan penuh rasa bersalah.
Lama terdiam kejurang ke-depresian,
Clock
About Me
- Unknown
Beri makan mereka dengan cara klik tombol nya
flash banner
My Blog
Minggu, 10 Februari 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
music
free music at divine-music.info
Followers
Category
- 'NSYNC (1)
- Adele (1)
- Backstreet boys (1)
- Boyfriend (1)
- Justin Bieber (1)
- Naruto (1)
- Neji vs Naruto (1)
- One Direction (1)
- Perang Ninja (1)
- SM ENTERTAINMENT (1)
- Super junior (1)
- Westlife (1)
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar di blog kami dengan bahasa yang baik..