KOTA-KOTA TERKENAL di KOREA SELATAN
1.Kota Gyeongju
Menelusuri Kejayaan Kerajaan Silla di Kota Gyeongju
“Makam Raja-Raja Korea, Cheonmachong”
Sejarah Korea tidak lepas dari berkembangnya berbagai macam kerajaan
di masa lampau. Salah satu kerajaan yang membawa pengaruh besar terhadap
kehidupan masyarakat Korea sekarang adalah Kerajaan Silla.
Peninggalan-peninggalan kerajaan ini yang masih dirawat dengan baik dan
banyak ditemukan di Kota Gyeoungju.
Kerajaan Silla pada mulanya kerajaan yang relatif tidak berpengaruh
dibandingkan dua kerajaan yang telah berdiri sebelumnya yakni Kerajaan
Goguryeo dan Kerajaan Baekje. Namun karena letaknya yang agak jauh dari
China, maka kerajaan ini mampu mengembangkan peradabannya sendiri dan
jauh dari pengaruh peradaban China dan akhirnya mampu berkembang dengan
pesat. Pada tahun 668, kerajaan ini mempersatukan Semenanjung Korea.
Pada masa kejayaan kerajaan Silla, agama Buddha berkembang dengan pesat.
Tidak heran jika banyak peninggalan kerajaan Silla yang berupa monumen
agama Buddha. Peninggalan tersebut di antaranya Kuil Bulguksa dan
Seokguram Grotto. Baik Kuil Buguksa maupun Seokguram Grotto dibangun
pada saat Kerajaan Silla dipimpin oleh Raja Kim Dae Song. Bulguksa
temple dibangun dan dipersembahkan untuk orang tua Kim Daeng So yang
masih hidup saat itu sedangkan Seokguram Grotto dipersembahkan untuk
orang tuanya pada kehidupan terdahulunya (sebelum reinkarnasi).
Kuil Bukguksa adalah kumpulan kuil Buddha yang dibangun pada tahun 528. Walaupun usinya cukup tua, namun kuil ini sampai sekarang tetap terjaga dengan baik karena telah direnovasi beberapa kali. Sampai saat ini kuil tersebut masih tetap dipakai sebagai tempat berdoa pemeluk agama Buddha. Pada saat saya dan peserta program mengunjungi kuil ini, beruntung kami mendapatkan pemandu yang cakap berbahasa Inggris sehingga kami cukup mengerti penjelasan tentang kuil ini dari yang bersangkutan. Dari penjelasan pemandu tersebut, sebenarnya untuk memasuki kuil tersebut, dapat menaiki tangga batu yang ada di depan kuil. Namun karena banyaknya orang yang datang ke kuil itu, maka untuk melindungi tangga dari kerusakan, sejak beberapa tahun yang lalu, tangga tersebut ditutup dan pengunjung bisa melewati pintu samping kuil untuk bisa masuk. Pada perayaan Waisak, tangga tersebut dan pintu gerbang masuk yang ada di depan kuil tersebut dibuka. Walaupun banyak sekali pengunjung, namun aktivitas para biksu tetap berjalan dengan kidmat karena setiap pengunjung memang diminta untuk menjaga sikap dan dilarang mengambil gambar di dalam kuil Buddha yang ada.
Kuil Bukguksa adalah kumpulan kuil Buddha yang dibangun pada tahun 528. Walaupun usinya cukup tua, namun kuil ini sampai sekarang tetap terjaga dengan baik karena telah direnovasi beberapa kali. Sampai saat ini kuil tersebut masih tetap dipakai sebagai tempat berdoa pemeluk agama Buddha. Pada saat saya dan peserta program mengunjungi kuil ini, beruntung kami mendapatkan pemandu yang cakap berbahasa Inggris sehingga kami cukup mengerti penjelasan tentang kuil ini dari yang bersangkutan. Dari penjelasan pemandu tersebut, sebenarnya untuk memasuki kuil tersebut, dapat menaiki tangga batu yang ada di depan kuil. Namun karena banyaknya orang yang datang ke kuil itu, maka untuk melindungi tangga dari kerusakan, sejak beberapa tahun yang lalu, tangga tersebut ditutup dan pengunjung bisa melewati pintu samping kuil untuk bisa masuk. Pada perayaan Waisak, tangga tersebut dan pintu gerbang masuk yang ada di depan kuil tersebut dibuka. Walaupun banyak sekali pengunjung, namun aktivitas para biksu tetap berjalan dengan kidmat karena setiap pengunjung memang diminta untuk menjaga sikap dan dilarang mengambil gambar di dalam kuil Buddha yang ada.
“Air Awet Muda di Gunung Tohamsan”
Pemandangan Gyeongju dari Atas Bukit
Seokguram Grotto adalah sebuah patung Buddha raksasa yang terbuat
dari batu granit dan tersimpan dalam kuil. Patung ini terletak di puncak
Gunung Tohamsan. Untuk mencapainya diperlukan mobil khusus yang mampu
menempuh jalan menanjak dan berliku. Di halaman menuju kuil yang
menyimpan Seokguram Grotto, para wisatawan juga harus menempuh jalan
setapak yang menanjak dengan jarak sekitar sepuluh menit berjalan dari
gerbang pintu kuil. Di pelataran kuil para wisatawan dapat menikmati
indahnya pemandangan Kota Gyeongju dan sekitarnya dari ketinggian.
Seperti halnya di Kuil Bulguksa, maka wisatawan juga dilarang untuk
mengambil gambar di dalam kuil. Di depan kuil tersebut terdapat sumber
mata air, yang mana pengunjung bisa meminumnya langsung. Saya tidak tahu
apakah ada kepercayaan mistik atau khasiat tertentu apabila seseorang
meminumnya, yang jelas waktu itu saya juga ikut meneguk segarnya air
gunung Tohamsan tersebut. Baik kuil Bulguksa maupun Seokguram Grotto
merupakan UNESCO-World Cultural Heritage. Indonesia sendiri memiliki sekitar delapan UNESCO-World Cultural Heritage
yang di antaranya meliputi Candi Borobudur, Candi Prambanan, Taman
Nasional Ujung Kulon, hutan hujan tropis Sumatera dan sebagainya.
Indonesia akan segera memiliki tambahan UNESCO-World Cultural Heritage
karena ada tiga lagi yang akan diresmikan oleh UNESCO di antaranya
adalah Pura Taman Ayun dan Sawah Berundak di Bali. Namun sayangnya tidak
ada satupun yang terletak di Jawa Timur. Di kawasan regional ASEAN,
Indonesia boleh berbangga karena mempunyai UNESCO-World Cultural Heritage terbanyak dibandingkan negara ASEAN lainnya.
Kembali ke peninggalan Kerajaan Silla, Gyeoungju yang dulunya merupakan pusat kerajaan Silla boleh berbangga karena peninggalan Kerajaan Silla tersebut telah memberikan sumbangsih besar bagi pengembangan pariwisata di sana. Saat mengunjungi Kota Gyeongju, kami juga sempat bertandang ke Cheonmacong. Cheonmacong adalah kompleks pemakaman yang diduga sebagai makam raja-raja Kerajaan Silla. Tidak seperti makam biasanya, bentuk makam di sini cukup unik karena berupa bukit-bukit yang ditumbuhi rumput hijau. Setiap bukit merupakan makam untuk satu orang. Proses ekskavasi pernah dilakukan beberapa kali di sini untuk tujuan penelitian. Di salah satu bukit juga pernah digali dan ditemukan berbagai macam barang-barang yang dulunya digunakan oleh kerajaan. Pengunjung bisa memasuki salah satu bukit makam yang ada di sana. Di dalamnya terdapat semacam bekas kuburan dan peti salah satu raja Kerajaan Silla. Di bagian sudut lainnya dipameran banyak barang seperti baju kebesaran dan mahkota raja (disebut cheonmachong geumgwan) yang terbuat dari batu-batu mulia.
Kembali ke peninggalan Kerajaan Silla, Gyeoungju yang dulunya merupakan pusat kerajaan Silla boleh berbangga karena peninggalan Kerajaan Silla tersebut telah memberikan sumbangsih besar bagi pengembangan pariwisata di sana. Saat mengunjungi Kota Gyeongju, kami juga sempat bertandang ke Cheonmacong. Cheonmacong adalah kompleks pemakaman yang diduga sebagai makam raja-raja Kerajaan Silla. Tidak seperti makam biasanya, bentuk makam di sini cukup unik karena berupa bukit-bukit yang ditumbuhi rumput hijau. Setiap bukit merupakan makam untuk satu orang. Proses ekskavasi pernah dilakukan beberapa kali di sini untuk tujuan penelitian. Di salah satu bukit juga pernah digali dan ditemukan berbagai macam barang-barang yang dulunya digunakan oleh kerajaan. Pengunjung bisa memasuki salah satu bukit makam yang ada di sana. Di dalamnya terdapat semacam bekas kuburan dan peti salah satu raja Kerajaan Silla. Di bagian sudut lainnya dipameran banyak barang seperti baju kebesaran dan mahkota raja (disebut cheonmachong geumgwan) yang terbuat dari batu-batu mulia.
“Miniatur Kapal Kerajaan Gyeongju Zaman Dulu”
Ketiga peninggalan di atas merupakan sedikit dari banyak peninggalan
menarik yang ada di Gyeongju. Jika pergi ke Gyeongju, maka jangan sampai
melewatkan objek wisata yang tidak kalah menarik yakni Silla Millenium
Park, yang merupakan historical park pertama di Korea Selatan. Taman ini terletak di dekat Danau Pomun dan Danau Toktong. Silla Millenium Park
sangatlah luas. Jika ingin masuk ke taman ini maka pengunjung dapat
membeli tiket yang bisa digunakan untuk mencoba semua wahana yang ada.
Sebagai historical park, maka taman ini tentu menyajikan berbagai macam
bangunan dan tradisi yang hidup dan berkembang di masa Kerajaan Silla.
Di sini pengunjung juga dapat mengikuti berbagai workshop tentang
kebudayaan Silla misalnya Dammogwon (seni patung kayu), seni kerajinan
metal, terra-cotta (seni kerajinan gerabah), puppet
(kerajinan wayang Korea) dan sebagainya. Selain dipenuhi dengan
bangunan, taman ini juga dipenuhi dengan banyak air terjun dan kolam
buatan misalnya. Air terjun Cheoyong dan foot spa. Di foot spa,
pengunjung dapat menikmati spa dengan menggunakan batu-batu granit dan
air yang mengalir. Selain itu juga terdapat Jangbogo stage dimana pengunjung dapat menikmati sajian pertunjukan air mancur.
Yang membuat saya lebih tertarik adalah adanya pertunjukan di panggung terbuka yang menceritakan tentang kehidupan di Kerajaan Silla. Pertunjukan yang sempat saya lihat adalah the Secret of Legendary Ark dan the Art of Hwarang. The Secret of Legendari Art menggambarkan perjuangan tentara Silla untuk melindungi kerajaan dari serbuan tentara Dinasti Tang yang berasal dari China. Drama kolosal tersebut semakin menarik dan terasa hidup karena menggunakan efek suara dan petasan untuk menggambarkan betapa dashyatnya pertempuran yang terjadi. Dalam drama tersebut akhirnya digambarkan bahwa tentara Silla berhasil memenangkan pertempuran. Di tempat terpisah, the Art of Hwarang menyajikan keahlian para Hwarang yang merupakan tentara khusus Kerajaan Silla dalam ilmu bela diri. Kemampuan bela diri baik tanpa dan dengan senjata dipertunjukkan di sini. Selain itu, kemampuan akrobatik yang digabungkan dengan kelihaian berkuda menjadi tontotan yang sangat menarik. Semua pengunjung terpesona dengan keahlian para penyaji dalam memainkan gerakan-gerakan lincah di atas kuda yang berlari kencang. Kedua pertunjukan ini berlangsung masing-masing sekitar 30 menit.
Bagi pengunjung yang lapar maka jajaran restoran Korea siap memanjakan perut mereka. Selain itu ada juga restoran yang menyajikan masakan China, Persia dan barat. Bagi pengunjung yang ingin merasakan mewahnya ”menjadi anggota keluarga” Kerajaan Silla, maka Millenium Palace Resort and Spa siap memanjakan pengunjung yang mau merogeh koceknya lebih dalam ehehe.
Yang membuat saya lebih tertarik adalah adanya pertunjukan di panggung terbuka yang menceritakan tentang kehidupan di Kerajaan Silla. Pertunjukan yang sempat saya lihat adalah the Secret of Legendary Ark dan the Art of Hwarang. The Secret of Legendari Art menggambarkan perjuangan tentara Silla untuk melindungi kerajaan dari serbuan tentara Dinasti Tang yang berasal dari China. Drama kolosal tersebut semakin menarik dan terasa hidup karena menggunakan efek suara dan petasan untuk menggambarkan betapa dashyatnya pertempuran yang terjadi. Dalam drama tersebut akhirnya digambarkan bahwa tentara Silla berhasil memenangkan pertempuran. Di tempat terpisah, the Art of Hwarang menyajikan keahlian para Hwarang yang merupakan tentara khusus Kerajaan Silla dalam ilmu bela diri. Kemampuan bela diri baik tanpa dan dengan senjata dipertunjukkan di sini. Selain itu, kemampuan akrobatik yang digabungkan dengan kelihaian berkuda menjadi tontotan yang sangat menarik. Semua pengunjung terpesona dengan keahlian para penyaji dalam memainkan gerakan-gerakan lincah di atas kuda yang berlari kencang. Kedua pertunjukan ini berlangsung masing-masing sekitar 30 menit.
Bagi pengunjung yang lapar maka jajaran restoran Korea siap memanjakan perut mereka. Selain itu ada juga restoran yang menyajikan masakan China, Persia dan barat. Bagi pengunjung yang ingin merasakan mewahnya ”menjadi anggota keluarga” Kerajaan Silla, maka Millenium Palace Resort and Spa siap memanjakan pengunjung yang mau merogeh koceknya lebih dalam ehehe.
2.Kota Incheon
Incheon adalah kota metropolitan dan pelabuhan utama di pesisir barat Korea Selatan. Letak astronomis 37°29′ LU 126°38′ BT. Kota terbesar ketiga di Korea Selatan setelah Seoul dan Busan yang berpopulasi lebih dari 2,6 juta jiwa, Incheon adalah kota penting yang berfungsi sebagai kota pelabuhan dan transportasi di Asia Timur Laut. Bandar Udara Internasional Incheon dibuka pada tahun 2001 dan telah menjadi salah satu bandar udara terbaik di dunia.
Merupakan salah satu tuan rumah Piala Dunia FIFA 2002. Dalam bidang ekonomi, Incheon adalah salah satu kota penting dari dua Zona Ekonomi Bebas Korea Selatan. Incheon berfungsi sebagai zona bisnis dan finansial bersama dengan Zona Ekonomi Bebas Busan-Jinhae.
Wilayah Incheon memiliki 42 buah pulau berpenghuni dan 112 tak
berpenghuni. Pulau-pulau utama dihubungkan dengan jembatan, antara lain Pulau Yongyu, Yeongheung dan Seonjae. Pulau-pulau yang lebih jauh antara lain Pulau Baengnyeong, Yeonpyeong dan Daecheong. Pantai-pantai di sekitar Incheon adalah objek penelitian dan wisata seperti rekreasi, berenang, memancing dan mandi lumpur.
Pada saat Perang Korea meletus, banyak pengungsi dari Hwanghae yang pindah ke Incheon sehingga sampai sekarang seni dan budaya khas Korea bagian utara masih dipertahankan di wilayah ini seperti Eunyul Talchum (sendratari topeng Eunyul) dan lagu rakyat dari wilayah barat (Seodo Sori).
Sebagai pintu masuk ke Korea yang dibuka pada periode Joseon, Incheon
memiliki berbagai peninggalan bersejarah dari zaman itu. Incheon adalah
satu-satunya kota di Korea yang memiliki pecinan. Orang Tionghoa pertama kali datang ke Incheon sejak tahun 1800-an, sejak Korea mulai membuka diri kepada dunia luar. Pecinan Incheon terletak di distrik Seollin-dong yang ditinggali oleh warga Tionghoa generasi ke-2 atau ke-3.
Kota Metropolitan Incheon merupakan pelabuhan utama di pesisir barat
Korea Selatan. Kota Incheon adalah kota pelabuhan yang sangat baik.
Kota ini juga berada di bawah kuasa satu dari dua Zona Ekonomi Bebas di
Korea, yang ditunjukkan untuk menarik investasi asing. Incheon sedang
berusaha untuk menjadi pangkalan (hub) perusahaan dan financial bersama
dengan Zona Ekonomi Bebas Busan-Jinhae, yang berpusat di Pelabuhan
Selatan Busan. Kota di dunia yang mirip dengan Incheon adalah
Kitakyushu, Jepang dan Philadelphia, Pennsylvania, AS.
di Kota Incheon
3.Kota Seoul
Terletak sepanjang di Sungai Hangang, kota Seoul telah tumbuh menjadi kota metropolis
yang sangat padat dengan jumlah penduduk lebih dari 10 juta jiwa. Selama tahun-tahun
terakhir, ibukota ini telah bertambah luas seiring dengan proses urbanisasi dan
industrialisasi dan terus berkembang pesat sebagai pusat aktivitas politik, ekonomi,
budaya, dan pendidikan di Korea.
Seoul adalah kota terbesar ke-10 di dunia. Unsur masa lampau dan kini berdampingan
secara mengagumkan: istanaistana berusia ratusan tahun, gerbang-gerbang kota,
tempattempat ibadah, taman-taman, dan koleksi seni yang tak ternilai harganya menjadi bukti
masa lampau Korea yang termasyur, sedangkan bagian luar gedung-gedung pencakar langit
yang berkilauan serta lalu lintas yang ramai mewakili unsur modern yang penuh semangat.
yang sangat padat dengan jumlah penduduk lebih dari 10 juta jiwa. Selama tahun-tahun
terakhir, ibukota ini telah bertambah luas seiring dengan proses urbanisasi dan
industrialisasi dan terus berkembang pesat sebagai pusat aktivitas politik, ekonomi,
budaya, dan pendidikan di Korea.
Seoul adalah kota terbesar ke-10 di dunia. Unsur masa lampau dan kini berdampingan
secara mengagumkan: istanaistana berusia ratusan tahun, gerbang-gerbang kota,
tempattempat ibadah, taman-taman, dan koleksi seni yang tak ternilai harganya menjadi bukti
masa lampau Korea yang termasyur, sedangkan bagian luar gedung-gedung pencakar langit
yang berkilauan serta lalu lintas yang ramai mewakili unsur modern yang penuh semangat.
Gedung-gedung tinggi Yeouido di sepanjang Sungai Hangang di Seoul
Kota tua ini dikelilingi oleh empat gunung dalam dan empat gunung luar. Gunung Bugaksan
di utara, Gunung Naksan di timur, Gunung Inwangsan di barat, dan Gunung Namsan di seoul
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar di blog kami dengan bahasa yang baik..